Pep Guardiola seperti sudah menyerah soal harapan Manchester City menjadi juara Liga Primer Inggris musim 2016/17 ini. Hal itu dia ungkapkan setelah Guardiola menelan kekalahan paling telak di sepanjang karirnya sebagai seorang manajer.
Selain itu, pelatih asal Spanyol ini juga menambahkan bahwa jarak 10 poin di bawah Chelsea yang berada di puncak klasemen sementara menjadi sesuatu yang sulit untuk bisa dikejar. Terlebih setelah Manchester City baru saja menelan kekalahan telak dengan skor empat gol tanpa balas di tangan Everton dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris yang digelar pada hari Minggu (1/16) tadi malam di Goodison Park.
Selain itu, ini juga menjadi kekalahan paling besar yang pernah dirasakan oleh Guardiola di sepanjang karirnya sebagai seorang pelatih di kompetisi liga domestik. Meski begitu, dia kemudian menyalahkan kegagalan pada Manchester City yang tidak mampu memanfaatkan dominasi di babak pertama dan bukannya menegaskan tentang performa lini pertahanan tim berjuluk The Citizens ini.
Ketika ditanya apakah persaingan dalam memburu gelar juara Liga Primer Inggris bagi Manchester City sudah berakhir, Guardiola mengatakan: “Di posisi pertama, iya. Yang pertama ini adalah jarak 10 poin dan ini tentu menjadi jarak yang sangat besar tentu saja. Yang kedua adalah tiga poin, jadi kami harus bisa melihatnya,” papar manajer yang baru menangani klub yang bermarkas di Etihad Stadium sejak musim panas tahun 2016 yang lalu itu.
“Konsistensi dalam hasl clean sheet tergantung pada bagaimana kami bisa bermain di depan. Ini akanmenjadi sebuah kesalahan besar jika menyalahkan semuanya pada satu orang saja, akan tetapi tentu saja ini menjadi pertama kalinya bagi saya ketika mengalami kebobolan dengan begitu banyak gol,” jelas ahli taktik berkebangsaan asal Spanyol ini.
“Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Itulah mengapa saya ingin tahu alasannya. Saya berbicara kepada para pemain dalam waktu tiga minggu ke belakang ini untuk melupakan klasemen sementara. Fokus pada pertandingan selanjutnya dan memberikan kemampuan kami yang terbaik,” kata juru strategi kelahiran kota Santpedor 45 tahun yang lalu tersebut.
“Saya ingin kami bisa lebih baik lagi dan lebih baik lagi dan merasa bahwa kami punya kemampuan untuk bisa mencetak skor. Ketika itu terjadi kami akan sedikit mengalami kesusahan di lini pertahanan. Para striker kami juga akan lebih banyak mendapatkan tambahan rasa percaya diri,” beber Guardiola.
Manchester City saat ini telah menelan empat kekalahan dalam delapan pertandingan terakhir yang mereka lakoni di kompetisi Liga Primer Inggris sehingga posisi mereka semakin menjauh dari Chelsea yang berada di bawah asuhan manajer Antonio Conte.
Meski begitu, Guardiola juga mengakui bahwa dia tidak tahu apa-apa soal mengapa performa The Citizens menjadi buruk seperti ini. Pun, dia mengatakan bahwa akan ada perubahan besar yang mungkin saja akan terjadi di dalam skuat Manchester City pada musim panas ini.
“Saya sudah selama delapan tahun berkarir sebagai seorang pelatih dan berhasil meraih tujuh gelar juara,” tambah Guardiola.
“Ini menjadi situasi yang berbeda. Akan tetapi ini tentu bukan menjadi sebuah argemen yang baik baik orang-orang kami dan saya harus bisa melihat ke depan untuk mencari solusi terbaik bagi para pemain kami untuk bisa meraih kemenangan lagi,” terang manajer yang sebelumnya menangani tim raksasa asal Bundesliga Jerman Bayern Munchen tersebut.
“Di akhir musim ini, kami akan menganalisa bagaimana level kami, performa kami, pelatih, parapemain. Setelah itu kami baru akan menentukan keputusannya,” ujar Guardiola.
Sementara itu, Everton yang dimotori oleh gelandang muda Tom Davies berhasil tampil digdaya atas Manchester City. Selain itu, Davies juga turut mencatatkan namanya di papan skor di babak kedua yang menjadi gol ketiga bagi tim tuan rumah.
“Ini menjadi malah yang sempurna,” kata Ronald Koeman, manajer Everton.
“Para suporter kami pasti suka dengan cara kami bermain hari ini dan kami juga berada dalam dua catatan yang baik. Dua kali meraih kemenangan, dua kali memetik hasil clean sheet di kompetisi Liga Primer Inggris. Ini menjadi apa yang kami harapkan,” imbuh juru strategi yang berasal dari Belanda ini.
“Bagaimana kami bermain di babak kedua benar-benar luar biasa, sangat sempurna. Ini rasanya sepertinya tidak mungkin untuk bisa menampilkan level yang lebih tinggi lagi di setiap aspek sepak bola,” tukas Koeman.
“Kami ingin bisa terus melaju dengan sikap seperti ini. Saya pikir kami mulai bisa bermain dengan sikap seperti ini menghadapi Arsenal di kandang sendiri dan setelah itu kami menampilkan yang lebih baik lagi,” tukas ahli taktik berusia 53 tahun tersebut.
“Ini tidak selalu menjadi hasil final yang kami inginkan akan tetapi tim ini sudah berubah, para personel di dalamnya juga sudah berubah ke arah yang lebih baik dan kami sudah menunjukkan hal itu,” beber pelatih yang baru menangani tim yang berasal dari daerah Merseyside sejak tahun 2016 yang lalu ini.
Sementara itu, Mason Holgate dan pemain pengganti Ademola Lookman juga menjadi pusat perhatian dalam pertandingan tadi malam, ketika skuat The Toffees diisi oleh para pemain muda.
“Ini semua bukan melulu tentang para pemain muda,” sanggah Koeman.
“Saya memang suka menurunkan pemain muda akan tetapi tentu saja kau tidak bisa memainkan semua pemain yang barusia 20 tahun pada pertandingan ini. Akan tetapi yang jelas mereka untuk masa depan,” tandas eks pelatih yang pernah menangani Southampton tersebut.
“Jika pemain seperti Davies, seperti Holgate, jika mereka bisa tampil di level performa yang baik maka saya akan menjadi orang pertama yang akan memasukkannya dalam daftar. Itu menjadi apa yang saya sukai. Kami membutuhkan keseimbangan di dalam tim ini dengan para pemain muda, dengan pemain rekrutan baru Morgan Schneiderlin, kami punya keseimbangan yang lebih baik di dalam tim ini dan akhirnya mendapatkan sebuah tim yang kuat,” terang Koeman.
Sementara itu, Guardiola, tercatat telah mengalami keboboln tiga gol atau lebih untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu satu bulan ke belakang ini. Bahkan, dia mengaku tidak yakin dengan akar masalah yang tengah dihadapi oleh Manchester City saat ini.
“Percaya pada saya, saya juga ingin tahu mengapa hal ini bisa terjadi,” kata Guardiola.
“Saya akan memikirkan dan mengkhawatirkan hal ini ketika mereka menyerang enam atau tujuh kali dan membuat banyak peluang. Maka itu menjadi masalah kami untuk bisa mengontrol pertandingan,” lanjut pelatih yang mengawali karir manajerial dengan menangani tim raksasa asal La Liga Spanyol Barcelona tersebut.
“Ini menjadi sesuatu yang sulit bagi para pemain. Saya juga pernah menjadi seorang pemain sepak bola dan tentu saja paham betul betapa beratnya ini bagi mereka saat ini. Kami akan mencoba untuk melakukan segalanya. Akan tetapi, ini bukan untuk pertama kalinya terjadi musim ini,” pungkas Guardiola.