Emosi campur aduk John Stones jelang lawatan ke Everton

John Stones blak-blakan dengan wartawan Pat Davison dari Sky Sports jelang kembalinya ke Goodison Park bersama Manchester City.

Hal pertama yang dikatakan adalah dia berhasil melakukannya.

Beberapa hari sebelum lawatan ke Goodison Park untuk menghadapi mantan klubnya, dengan performanya jadi tanda tanya dan mendapat banyak kritik, John Stones masuk ke ruang konferensi pers di kampus latihan Etihad bersiap untuk melakukan wawancara.

Dia mungkin lebih senang berada di posisi lain. Tetapi, setelah baru melakukan sesi latihan, dia bersikap sopan tersenyum dan menjawab seteiap pertanyaan yang dilemparkan kepadanya dengan yakin.

Pertama yang ada dalam pertanyaan adalah tentang performanya, yang dia akui juga menurun setelah start luar biasa timnya.

“Jelas sekali, performa saya menurun dan saya melakukan beberapa kesalahan buruk yang berusaha saya perbaiki saat ini,” ungkap Stones, yang yakin volume tinggi pertandingan, 30 laga di musim pertamanya bermain di Liga Champions, bisa saja berpengaruh dalam penurunannya tersebut.

“Biasa sekali hal seperti ini terjadi, bermain di banyak pertandingan. Ini hal baru buat saya, bermain tiga pertandingan dalam seminggu di beberapa periode dan saya harus mencari cara menyesuaikan diri. Semua orang kecewa ketika mereka merasa tidak bermain baik atau melakukan kesalahan. Saya orang pertama yang mengangkat tangan dan berusaha dan memperbaikinya di sesi latihan atau di laga berikutnya.”

Menjadi spesimen bek tengah ball-playing, rasanya kesalahan Stones justru lebih menarik dari sisi fans dan media.

Akan tetapi, hal ini diserang balik oleh Stones.

“Sebagai pemain anda dilihat dan karena itu, terkadang semua gerakan yang saya buat dilihat. Saya hanya perlu menerimanya dan berkonsentrasi pada diri saya.”

Yang dimaksud “berkonsentrasi pada diri saya”, Stones mengartikan membuat usaha ekstra untuk membungkam apa yang telah dikatakan dan dituliskan tentangnya.

“Saya lebih suka berhenti mendengarkan sisi pertandingan itu. Semua orang pernah memiliki masa lalu yang buruk dan semua orang memilikinya, inilah sepak bola. Kita melewati momen baik dan kita menjadi kompak. Anda bisa mulai berpikir lebih lagi, itu manusiawi, semua orang mengalaminya.

“Bahkan dengan teman-teman, keluarga, rekan setim, saya pikir terkadang lebih sedikit kata lebih baik, hanya kata-kata ganjil itulah yang membuat anda ada di trek yang tepat.”

Ada pendapat bahwa terlalu seringnya perubahan formasi dan pemain Pep Guardiola telah berdampak pada penurunan performa John Stones. Tetapi, menurut pemain itu sendiri, instruksi pelatih sudah sangat jelas.

“Semua orang berlatih dengan sangat baik, tidak ada ketidakjelasan tentang tugas anda,” ungkap pemain 22 tahun ini, yang masih terlihat senang mendapat kesempatan belajar dari pelatih kelas dunia.

“Kami berlatih sangat keras di atas lapangan di setiap detail – dalam hal permainan, di bagian lapangan berbeda dan mengetahui tugas kami dari setiap sepak pojok. Bahkan hanya sekadar menerima bola dengan kaki benar pun diperhatikan dan itulah yang membuat perbedaan besarnya.

“Sungguh beberapa bulan yang baik untuk belajar, bermain dan berusaha melakukannya dengan keras, tetapi semuanya benar-benar menyenangkan.”

Dan terkait kembalinya ke Goodison. Jujur saja, saya kira dia bahkan tidak menyadari bahwa dia menanti-nantikan laga ini.

“Ada emosi bercampur. Saya punya banyak teman di sana, saya bermain banyak laga bagi Everton dan banyak keluarga saya juga punya teman di sana, jadi ini laga yang besar bagi mereka, begitu juga dengan saya,” ungkap Stones, yang bergabung degnan Everton dari klub kampungnya Barnsley empat tahun lalu di bulan ini.

“Akan canggung karena harus kembali, karena saya yakin untuk semua orang hal yang sama akan juga mereka rasakan ketika pertama kali kembali harus menghadapi mantan klubnya.”

Di hampir 100 penampilan bagi Everton, Stones mengalami naik turunnya performa di atas lapangan yang juga jadi ciri khas performanya di City.

Mereka juga membahas potensi kepergian ke Chelsea setahun sebelum akhirnya dia memilih pindah ke Manchester, membuat klub asal Merseyside ini meraih profit besar saat pertama kalin membelinya dengan harga 3 juta pounds.

Karena itu, penerimaan yang akan dia dapatkan dari fans juga masih belum pasti. Apa pun yang terjadi, hal itu tidak akan mengubah perasaannya tentang klub yang telah membawanya ke Liga Primer.

“Waktu yang sangat besar dalam karir saya, saya benar-benar menikmati waktu saya di sana, saya tidak punya keluhan apa pun. Klub tersebut telah menjadikan saya seorang pemain seperti saat ini, saya hanya bisa berterima kasih kepada semua orang di sana.”

Tenang dan sabar, Stones tidak melakukan kesalahan dalam wawancara itu. Dia berharap Super Sunday besok bisa berjalan mulus.

Copyrights © 2019. All rights reserved.