Manajer Swansea City Paul Clement mengatakan bahwa Daniel Sturridge bisa menjadi senjata andalan Liverpool di bawah arahan Jurgen Klopp
Masa depan pemain yang berposisi sebagai penyerang ini bersama dengan klub yang berasal dari daerah Merseyside itu menjadi topik yang panas ketika Sturridge tercatat tampil hanya sebanyak lima kali di sepanjang kompetisi Liga Primer Inggris musim 2016/17 ini berjalan.
Sementara itu, eks kapten Liverpool Steven Gerrard mengatakan bahwa mantan rekan setimnya itu harus bisa menunjuukkan kesabaran bersama dengan klub yang bermarkas di Anfield tersebut. Terlebih setelah Sturridge menampilkan performa yang di bawah standar ketik saat berhadapan dengan Plymouth Argyle di kompetisi Piala FA tengah pekan kemarin.
Di lain pihak, Clement menjelaskan bahwa penyerang berusia 27 tahun itu bisa cocok dengan gaya bermain dengan intensitas tinggi Liverpool di bawah arahan sang manajer Jurgen Klopp, dengan syarat Sturridge tetap berada dalam kondisi bugar.
“Saya pernah bekerja sama dengan dia ketika masih berada di Chelsea, dan Daniel adalah seorang pemain yang bertalenta,” kata Clement jelang lawatan Swansea City berhadapan dengan Liverpool dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris nanti malam di Anfield.
“Jika dia bisa tetap terbebas dari cedera dan tetap konsisten dengan tim ini, dia akan menjadi striker yang sangat bagus seperti biasanya. Dia punya kecepatan lari yang luar biasa, dia juga bagus ketika menggunakan kaki kirinya, skill individualnya juga luar biasa. Dia hanya punya masalah dengan cedera,” imbuh juru strategi berusia 44 tahun tersebut.
“Ada banyak pekerjaan dan juga kekuatan mental yang melibatkan dalam gaya permainan intensitas tinggi di sana,” tandas Clement.
“Akan tetap secara fisik dia bisa melakukan apa yang dinginkan oleh Jurgen Klopp dari striker yang dia punya, dia punya fisik yang mendukung untuk itu,” tegas ahli taktik berkebangsaan asal Inggris itu.
“Liverpool selalu punya pemain menyerang yang bagus dan dia juga seorang striker yang luar biasa,” tukasnya.
Clement mengungkapkan memori kemenangan di Anfield ketika dia masih menjabat sebagai asisten manajer di bawah Guus Hiddink dan Carlo Ancelotti.
Chelsea berhasil meraih kemenangan di sana dalam kompetisi Liga Champions tahun 2009 yang lalu. Dan pada tahun berikutnya, klub yang berasal dari kota London barat itu juga berhasil mengunci gelar juara Liga Prmer Inggris dengan mengemas kemenangan 2-0 melawat ke markas klub berjuluk The Reds tersebut.
Dia juga pernah merasakan pengalaman filosofi gaya permainan menekan Liverpool di bawah Klopp pada pertandingan Liga Champions tahun 2014 yang lalu ketika Clement masih menjabat sebagai asisten manajer Real Madrid dan pelatih Liverpool itu masih menjadi juru strategi tim asal Bundesliga Jerman Borussia Dortmund.
“Dua tim (Liverpool dan Borussia Dortmund) itu sama,” beber Clement.
“Banyak energi, para pemain yang baik, muda, dan banyak berlari,” tukasnya.
“Kami sempat tampil di leg pertama dan menang dengan skor 3-0, akan tetapi kami benar-benar tampil di bawah tekanan di leg kedua dan kami tertinggal di akhir babak pertama,” jelasnya.
“Itu menjadi salah satu babak kedua terpanjang di sepanjang hidup saya. Mereka benar-benar tampil dengan luar biasa, yang bisa membuat itu menjadi 3-3, akan tetapi kami akhirnya bisa memastikan diri lolos,” pungkas Clement.