Leicester bukanlah tim pertama yang bermesraan dengan zona degradasi setahun setelah memenangkan liga. Ada pelajaran yang bisa dipetik dari perjuangan Leeds mempertahankan gelar di musim 1992/93. Gary McAllister, yang pindah dari dua klub berbeda di tahun 1990 ini, berbicara semuanya…
Kekalahan 3-0 Leicester dari tamunya Manchester United di hari Senin lalu membawa juara bertahan Liga Primer ini pada masalah yang lebih dalam. Mereka kini terpaut satu poin di atas zona degradasi setelah kalah lebih banyak pertandingan dalam empat minggu terakhir dibandingkan seluruh musim lalu, dan laporan bahwa pemain mulai tidak tenang telah memaksa klub mengeluarkan pernyataan dukungan terhadap Claudio Ranieri hari Selasa lalu.
Kekalahan terbaru ini nyaris tepat setahun sejak kemenangan mencengangkan mereka 3-1 di kandang Manchester City musim lalu. Kemenangan yang tidak dilupakan di Etihad Stadium tersebut membuat mereka meraih kemenangan gelar bersejarah, tetapi memori tersebut kini sudah berlalu dengan cepatnya.
Situasi ini juga mengingatkan pada memori perjuangan Leeds di musim pertama dicetuskannya Liga Primer. Seperti Leicester, mereka berhasil memenangkan gelar dua tahun setelah pertama kali datang ke divisi utama, dan, seperti Leicester, penurunan mereka juga terjadi sangat dramatis di tahun berikutnya.
Satu-satunya harapan bagi the Foxes, nyatanya, adalah bahwa Leeds berhasil terhindar dari zona degradasi dengan selisih dua poin. “Saya sangat terkejut mengapa orang-orang belum menyebutkannya sampai sekarang,” ungkap McAllister, yang berbicara sebagai duta besar LFC Foundation. “Saya bisa ingat hal itu dan itu adalah perjalanan mempertahankan gelar yang sangat buruk.”
Di bawah asuhan Howard Wilkinson, tim Leeds yang dikapteni oleh Gordon Strachan berhasil mengalahkan Manchester United yang diasuh Sir Alex Ferguson untuk meraih gelar dengan selisih empat poin di tahun 1991/92. Lee Chapman memimpin klasemen dengan 16 gol, Eric Cantona membantu mereka setelah tiba dari Nimes di bulan Februari, dan McAllister tampil di semua 42 laga musim itu.
Mereka mengklai gelar dengan kemenangan 3-2 atas Sheffield United di hari terakhir musim itu, tetapi musim berikutnya baru berjalan beberapa minggu ketika semua mulai berubah. Di awal bulan November, mereka baru memenangkan empat dari 15 pertandingan Liga Primer. Situasi sudah memburuk sebelum Cantona akhirnya hengkang ke Manchester United di akhir bulan tersebut.
“Melihat kembali apa yang kami hadapi untuk memenangkan liga,” ungkap McAllister. “Rasanya luar biasa bagaimana menang itu jadi kebiasaan tetapi sebaliknya, kalah juga bisa jadi kebiasaan dan anda harus keluar dari pola itu.”
Itulah sesuatu yang gagal dilakukan Leicester musim ini. N’Golo Kante kehilangan yang sangat besar, dan dari depan ke belakang, pemain lain yang mengilhami kemenangan itu juga telah gagal mencapai standar yang sama. Kehilangan kepercayaan diri juga jadi pemandangan yang biasa bagi McAllister, yang menggambarkan prospek Leicester terdegradasi sebagai sesuatu yang “bencana”.
Jadi apa kunci agar tim asuhan Ranieri bisa keluar dari masalah ini? Selamatnya Leeds bukanlah sesuatu yang spektakuler, tetapi mereka berhasil mengamankan tempat dengan kalah tiga kali dari 13 pertandingan terakhir mereak, dan McAllister yakin kegigihan dan kesabaran jadi pembedanya.
“Jelas ada saat ketika Howard berusaha mengisi dengan hal berbeda, tetapi akhirnya kami berjalan bersama sebagai grup dan berkata, ‘Ayolah, kita hanya perlu menghadapi diri kita sendiri,’” ungkap McAllister. “Itulah targetnya setelah semakin jelas bahwa musim kami berjalan buruk.”
Leeds dibantu oleh kehadiran kepribadian kuat, berpengalaman dalam tim. “Itulah yang ada dalam kami,” ungkap McAllister. “Howard percaya kami bisa menyelesaikannya sendiri. Dia punya sejumlah kapten dan pemimpin yang baik di kamar ganti, dan itu jelas membantu kami.
“Saya ingat perjalanan memenangkan liga kami sangat tenang, dan perjalanan kami bertarung dengan zona degradasi juga kami sangat tenang. Bersama-sama, tenang di pikiran kami dan memperlihatkan kekuatan kami selama pertandingan.”
Leeds tidak mendapatkan sorotan sebesar Leicester sekarang ini. Ini menjadikan situasi mereka jadi lebih berat, tetapi McAllister bersikeras bahwa kekompakan sangat penting. “Semua hal yang berhasil di musim sebelumnya, kebersamaan yang anda butuhkan untuk memenangkan liga, Leicester perlu memperlihatkan itu kembali,” ungkapnya. “Mereka harus percaya manajer mereka seperti kami mempercayai Howard Wilkinson.
“Penting bahwa mereka bisa berdiri bersama dan bertahan bersama. Saya pikir mereka akan baik-baik saja. Akan jadi cerita buruk, tetapi saya pikir Leicester punya kekuatan untuk bertahan. Saya pikir kemenangan liga mereka tahun lalu adalah hal paling luar biasa, selama sejarah liga saat ini.”
Euforia kemenangan musim lalu rasanya sudah terlupakan bagi Leicester sekarang, tetapi semua masih bisa diakhiri dengan baik, menurut McAllister. Karena ketika perjalanan Leeds setelah memenangkan gelar terlihat buruk, McAllister menegaskan bahwa berhasil mempertahankan mereka di musi 1992/93 sama memuaskannya ketika saat mengangkat trofi 12 bulan sebelumnya.
“Musim sebelumnya itulah kali pertama Leed United kembali setelah sembilan tahun absen di divisi utama,” ungkapnya. “Setelah kerja keras yang telah kami lakukan untuk kembali, kewajiban kami adalah bertahan di liga.” Empat belas tahun kemudian, Leicester memiliki misi yang sama.