Tottenham akan menjamu Chelsea di White Hart Lane hari Rabu malam ini, tetapi tim manakah yang akan tampil sebagai juaranya?
Pengamat sepak bola Danny Higginbotham melihat kembali kemenangan tipis Chelsea 2-1 atas Tottenham pada tanggal 26 November lalu untuk memberikan gambaran terkait laga apa yang bisa kita harapkan ketika dua tim ini saling berhadapan kembali hari Rabu ini.
Bagaimana Tottenham berusaha untuk menyerang formasi 3-4-3 Chelsea di laga terakhir?
Spurs adalah salah satu ujian berat yang telah dihadapi Chelsea musim ini ketika mereka kembali menghadapi Tottenham.
Banyak orang mengkaitkan Tottenham dengan 4-2-3-1 tetapi yang mereka lakukan di situasi khusus ini adalah justru datang ke Chelsea dan bermain seperti 4-1-4-1.
Mereka menempatkan Mousa Dembele sedikit lebih jauh. Chelsea tahu bagaimana mempersempit pemain Tottenham di belakang Harry Kane dan tidak ada bedanya bahkan ketika ada empat pemain gelandang. Yang anda temukan adalah keempat lini tengah bermain sempit di belakang Kane.
N’Golo Kante dan Nemanja Matic, biasa menguasai lini tengah tetapi mereka tidak mampu karena Tottenham berhasil menutup ruang mereka.
Pertanyaan dilontarkan apakah Matic dan Kante bisa menutup dua pemain belakang tersebut. Sulit bagi mereka.
Mulai ada ruang terbuka di empat pemain belakang dan gelandang bertahan. Jika anda melihath gol pembuka Tottenham itulah cara kerjanya.
Christian Eriksen berlari kencang, menemukan ruang di ujung kotak penalti dan itu membuat mereka sangat dominan.
Kyle Walker maju ke depan sedangkan Kevin Wimmer di sisi kiri lebih bertahan sehingga Victor Wanyama bertindak sebagai perisai dengan dua bek tengah menekan yang bisa juga mencakup area pinggir lapangan. Itulah kali pertama kita melihat Chelsea begitu tertekan sejak mereka berubah ke sistem 3-4-3.
Bagaimana Antonio Conte mengubah formasinya kali ini?
Dembele sedikit lebih naik ke depan, dengan Wanyama melindungi lini belakang dalam formasi 4-1-4-1.
Kemudian yang dilakukan Chelsea, dengan Diego Costa dan Eden hazard, adalah mereka terlihat memperlebar lapangan. Mereka juga memperlebar pertandingan dengan sangat baik.
Ruang mulai muncul antara lini tengah dan lini belakang Spurs. Wanyama tidak tahu apa yang dilakukan kali itu. Pedro mulai datang ke area yang lebih sempit.
Victor Moses bahkan semakin di depan, dengan Marcos Alonso turun di sisi lainnya. Chelsea menyerang dengan lima pemain dan bertahan dengan lima pemain. Tetapi, karena Tottenham begitu dominan di lini tengah, Chelsea menurunkan lebih banyak pemain ke depan.
Itu berarti empat pemain tengah Tottenham harus kembali tetapi mereka tidak kembali tepat waktu. Mulai ada ruang antara lini tengah Spurs dan lini bertahan mereka.
Bagaimana Tottenham tidak bisa menghentikan serangan Chelsea?
Pedro mencetak gol penyeimbang. Dia berhasil masuk ke ruang dan kemudian gol yang memenangkan Chelsea itu adalah bola mendatar dari sisi kiri.
Full back Spurs di saat itu berpikir untuk bisa maju lebih depan lagi untuk memberikan dukungan. Moses mendapati dirinya di tiang jauh dan memasukkan bola ke gawang.
Sungguh luar biasa oleh Chelsea karena pertanyaan dilayangkan oleh Tottenham. Semua orang melihat Tottenham dan berpikir “begini cara kamu menghadapi Chelsea”.
Mereka luar biasa di bagian pertama pertandingan tetapi pujian kepada Conte. Dia mengubah beberapa hal, membuat Tottenham terkepung dan dengan pantas memenangkan pertandingan untuk Chelsea.