Pemain Termahal Dunia Tidak Harus Selalu Cetak Gol Banyak – Paul Pogba

Paul Pogba mengatakan kepada SFR Sport bahwa para kritikus harus fokus pada kontribusi secara keseluruhan yang sudah dia berikan kepada Manchester United, dan bukannya malah membahas soal harga tinggi yang membuatnya menjadi pemain termahal dunia.

Pemain muda yang baru menginjak usia 23 tahun ini bergabung dengan tim yang berjuluk Setan Merah ini dengan nilai transfer mencapai GBP 89,3 juta dari tim raksasa asal Serie A Italia Juventus pada bursa transfer musim panas tahun 2016 yang lalu. Dan sejak saat itu, pemain yang berposisi sebagai gelandang itu tercatat baru mengemas empat gol dan memberikan tiga umpan dalam 20 penampilannya di kompetisi Liga Primer Inggris sejauh musim kompetisi ini berjalan.

Selain itu, pemain tim nasional (timnas) Prancis ini juga menampilkan performa yang mengecewakan ketika melakukan hand ball dalam laga yang berakhir dengan skor imbang 1-1 antara Manchester United menghadapi sang rival abadi Liverpool dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris pada hari Minggu (15/1) malam kemarin di Old Trafford.

Dia berkata: “Saya suka bermain, saya merasa baik di mana pun berada di lapangan. Dengan semuanya yang terjadi, transfer, perubahan klub, kembali ke Manchester, orang-orang ingin agar saya bisa mencetak skor, memberikan perbedaan dalam pertandingan, karena mereka mengatakan bahwa dengan harga setinggi langit, seharusnya pemain ini bisa mencetak banyak gol dan juga banyak memberikan umpan,” kata Pobga.

“Peran saya sebagai seorang gelandang adalah bukan untuk mencetak skor. Saya bisa memberikan perbedaan dalam pertandingan, akan tetapi pekerjaan saya banyak. Bertahan, mendikte permainan. Ini juga menjadi pertanyaan dari kemampuan saya. Saya juga bisa memberikan perbedaan dalam memenangi kembali penguasaan bola, dalam permainan tim… Saya harus bekerja untuk tim daripada memikirkan tentang diri saya sendiri,” tegas pemain berjuluk Pogboom ini.

Selain itu, dia juga menolak anggapan yang mengatakan bahwa keterlambatan kedatangannya ke Old Trafford (markas Manchester United) usai mengantar timnas Prancis menjadi runner up dalam turnamen Euro 2016 yang lalu berpengaruh terhadap performanya tampil bersama dengan tim asuhan manajer Jose Mourinho tersebut musim ini.

Pogba menyanggah: “Tidak, saya selalu bekerja di sesi latihan. Dengan tim, ini akan jauh lebih baik lagi. Saya pikir kami sudah membangun pemahaman satu sama lain. Kami menang sekali, kami menang dua kali, kami mengubah satu, dua pemain, pertandingan tetap ada, akan tetapi kami berada di kondisi performa yang lebih baik,” tandasnya.

“Saya pun berada dalam kondisi yang jauh lebih baik, karena saya tidak menjalani masa pra musim seperti pemain yang lain, saya datang terlambat. Saya tidak merasa akan ada ketika semuanya bisa berjalan beriringan. Semuanya membutuhkan waktu,” papar Pogba.

Hasil imbang yang diraih oleh Manchester United menjamu kedatangan tim besutan manajer Jurgen Klopp itu, berkat gol yang dicetak oleh sang bomber veteran Zlatan Ibrahimovic ketika laga sudah menyisakan enam menit jelang wasit meniup peluit panjang. Hasil itu sekaligus memutus rentetan sembilan kemenangan secara beruntun yang sudah dikoleksi oleh Setan Merah.

Di sisi lain, ini menjadi gol ke-14 bagi penyerang asal Swedia itu di kompetisi Liga Primer Inggris sejak kedatangannya dari tim raksasa asal Ligue 1 Prancis Paris Saint Germain (PSG) pada bursa transfer musim panas tahun 2016 yang lalu dengan status sebagai bebas agen.

Pogba mengatakan tentang Ibrahimovic: “Dia adalah pemimpin, seseorang yang memberikan saran. Dia selalu ada di belakang kami. Dia lebih seperti seorang saudara tua bagi tim ini,” bebernya.

“Dia – dia tidak akan suka ini – si kecil yang tua. Dia adalah pemain yang paling tua dari skuat ini yang punya banyak pengalaman. Dia sudah banyak mengubah klub ini, dia adalah seorang pemain yang luar biasa yang sudah bermain untuk beberapa klub yang besar. Dia adalah pemimpin baik di lapangan maupun di luar lapangan,” jelas Pogba.

“Dia punya karisma, kepribadian, dia memberikan sesuatu. Apa yang dia lakukan di sini adalah pengecualian pada usianya. Sungguh luar biasa melihat apa yang dia lakukan. Saya pikir dia akan terus melaju. Dia dalam kondisi fit. Meskipun usianya sudah tua, dia tidak mendapat banyak cedera,” tandas pemain yang mendapat jatah nomor punggung 6 di seragam Manchester United itu.

Meskipun mengalami kesulitan untuk mengembangkan kemampuan ketika berhadapan dengan Liverpool, Pogba belakangan ini memberikankesan yang baik untuk Manchester United dengan membangun pemahaman yang baik di lini tengah bersama dengan Michael Carrick dan Ander Herrera.

“Memang benar kami saling melengkapi. Ada Michael yang berada di belakang kami untuk mendikte permainan. Saya lebih berposisi untuk menyerang, sedikit lebih tinggi di lapangan, jadi saya juga lebih dekat dengan Zlatan juga. Ander ada di sana, dia mendikte permainan juga, menekan. Saya rasa tiga dari kami saling melengkapi satu sama lain,” jelas Pogba, sebelum memberikan pujiannya kepada sang manajer Jose Mourinho juga.

“Dia membiarkan saya bebas, khususnya ketika menyerang. Dia banyak memberikan dorongan kepada saya. Dia tidak mau kami untuk bertahan, akan tetapi ketika kami menguasai bola, dia membebaskan kami. Dia adalah The Special One. Dia adalah seorang pelatih yang banyak memberikan bantuan kepada saya, saya juga banyak belajar dari dia, dari pengalaman yang dia punya. Saya menyimak ketika dia sudah berbicara, dia banyak membantu saya dengan saran-saran yang dia berikan. Dia adalah seseorang yang akan membatu saya maju dalam karir saya,” ungkap gelandang kelahiran kota Lagny Sur Marne tersebut.

Pogba, yang meninggalkan Old Trafford untuk bergabung dengan Si Nyonya Tua (julukan Juventus) pada tahun 2012 yang lalu, mengatakan bahwa dia mendapatkan sejumlah tawaran dari klub lain sebelum memutuskan untuk kembali ke pangkuan Manchester United.

Dia mengatakan: “Saya datang ke sini lagi karena saya punya target, ini menjadi tantangan yang besar bagi saya. Saya juga bisa pindah ke Real Madrid atau Barcelona, mereka memang menarik. Saya memilih untuk kembali, karena saya punya itu di dalam hati saya. Ini menjadi keputusan dari perasaan saya yang membawa saya ke sini lagi. Saya ingin meraih kemenangan bersama dengan Manchester United, saya tidak pernah menang dengan mereka. Saya selalu mengatakan bahwa saya akan kembali. Saya tidak tahu kapan pastinya. Karena ini menjadi satu klub yang begitu saya cintai,” terang gelandang keturunan Republik Guinea tersebut.

“Saya belum selesai, saya pergi karena saya ingin bermain. Saya tidak mendapatkan apa yang pernah saya inginkan di sini. Saya ingin Manchester United bisa menjadi klub yang hebat lagi seperti dulu. Itu menjadi tantangan saya di sini. Bayaran, saya bahkan tidak memikirkan tentang hal itu lagi. Saya datang untuk bermain sepak bola. Tidak benar bahwa saya merasa senang hari ini karena saya adalah pemain termahal dunia. Saya sudah melupakan itu semua. Saya tidak peduli. Saya hanya tertarik berada di lapangan, dengan bola, itu yang penting,” tutup Pogba.

Copyrights © 2019. All rights reserved.