Liverpool Tidak Boleh Kalah Lagi – Jurgen Klopp

Manajer Liverpol, Jurgen Klopp, mengakui bahwa tidak mungkin bagi tim asuhannya itu untuk bisa kalah lebih banyak lagi setelah tersingkir dari dua kompetisi piala dalam kurun waktu tiga hari.

Tim berjuluk The Reds itu menelan kekalahan di kandang sendiri dengan skor 2-1 di kompetisi Piala FA menghadapi tim yang duduk di peringkat ke-18 Liga Championship Inggris Wolverhampton Wanderers setelah sebelumnya juga disingkirkan oleh Southampton di babak semifinal Piala Liga Inggris yang juga sebelum itu Liverpool sudah menelan kekalahan di tangan Swansea City pada laga kandang di kompetisi Liga Primer Inggris, yang membuat tim besutan Klopp ini semakin jauh untuk bisa bersaing dalam memperebutkan gelar juara musim ini.

Klopp mengakui bahwa dia menerima semua tanggung jawab atas hasil mengecewakan yang menimpa Liverpool sejak awal tahun baru 2017 ini. Dan juru strategi asal Jerman ini sudah menelan kekalahan secara beruntun dalam tiga pertandingan untuk pertama kalinya sejak menangani The Reds sejak bulan Oktober tahun 2015 yang lalu. Sementara itu, tim yang berasal dari daerah Merseyside itu bakal menjamu kedatangan Chelsea, sang pemuncak klasemen sementara, pada hari Selasa (1/2) besok malam waktu setempat dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris di Anfield.

Terakhir kali The Reds menelan kekalahan secara beruntun dalam empat pertandingan di kandang sendiri di semua kompetisi terjadi pada tahun 1923 yang lalu. Akan tetapi Klopp mengatakan bahwa Liverpool sudah tidak boleh kalah lagi.

“Jika ada yang bertanya apakah ini menjadi titik yang paling rendah sejak saya menangani Liverpool sampai sekrang, saya tidak tahu,” kata Kloppp.

“Akan tetapi ini menjadi momen yang tepat untuk bisa bangkit karena sudah tidak mungkin lagi untuk kalah lagi,” imbuh ahli taktik berkebangsaan asal Jerman ini.

“Saya tidak merasa bahwa saat ini menjadi momen yang tepat untuk berbicara tentang berpikir positif atau merasa optimistis. Pada saat ini kami merasa buruk sekali. Kami benar-benar merasa sedang buruk dan kami harus bisa bangkit saat ini juga,” tegas pelatih yang saat ini sudah menginjak usia 49 tahun itu.

Sementara itu, Klopp tercatat telah melakukan sebanyak sembilan perubahan dari kekalahan pada laga tengah pekan kemarin di tangan The Saints (julukan Southampton) dan The Reds tertinggal ketika Richard Stearman berhasil mencetak gol lewat tandukan kepala kala pertandingan baru berjalan 52 detik ditambah dengan Andreas Weimann berhasil menggandakan keunggulan tim besutan manajer Claude Puel itu sebelum turun minum.

Divock Origi berhasil mencetak gol hiburan ketika laga menyisakan lima menit jelang berakhirnya babak kedua, akan tetapi tentu saja hal itu sudah sedikit terlalu terlambat. Setelah itu, Wolverhampton Wanderers menjadi klub ketujuh yang berasal dari liga kasta lebih rendah yang pada era milennium ini sukses menghentikan langkah The Reds di kompetisi Piala FA.

“Saya bertanggung jawab atas ini semua dan saya merasa bertanggung jawab dengan performa ini, karena saya rasa kami bisa tampil dengan lebih baik, sungguh,” terang Klopp.

“Kami harus memikirkan tentang ini. Tidak terlalu lama, akan tetapi kami harus memikirkannya. Kau akan belajar, selalu, tentang situasi dan para pemain dan semua hal yang berhubungan dengan pertandingan,” papar pelatih yang sebelumnya menangani tim asal Bundesliga Jerman Borussia Dortmund tersebut.

“Ini menjadi sebuah pertandingan yang penting bagi kami hari ini dan tentu saja kami tidak bisa tampil dengan baik. Saya bertanggung jawab atas pilihan pemain yang tampil; saya melihat mereka berlatih dan saya rasa pilihan komposisi itu sudah tepat,” jelas manajer kelahiran kota Stuttgart ini.

Meskipun sudah menelan kekalahan secara beruntun dalam tiga laga terakhir, Klopp menegaskan bahwa dia masih bisa melihat adanya semangat juang yang tinggi di dalam tim asuhannya itu dengan percaya diri.

“Kami berbicara tentang rasa percaya diri pada beberapa bulan ke belakang dan saya berkata bahwa ini adalah bunga kecil. Jika sesuatu terjadi, maka itu bisa hilang seketika,” timpal pelatih yang sempat menjuluki dirinya sendiri dengan sebutan sebagai The Normal One tersebut.

“Jelas sekali ,itu terjadi, akan tetapi ini bukan berarti bahwa kami bermain tanpa rasa percaya diri. Saya bisa melihat banyak momen ketika kami benar-benar yakin dengan skill yang kami miliki,” pungkas Klopp.

Copyrights © 2019. All rights reserved.