Tottenham mengempaskan West Brom untuk meneruskan kejayaan pasca taklukan Chelsea dan Mauricio Pochettino mengatakan bahwa mereka kini ada di tempat yang tepat untuk meraih “hal besar”.
Tetapi, bisakah mereka membawa momentum ini saat musim mereka mereka gagal memenangkan Liga Primer?
Ini dia, enam alasan Tottenham bisa jadi kandidat juara…
Kombinasi Kane & Alli
Harry Kane menjalani “minggu luar biasa” dengan hatrik untuk merayakan kelahiran anaknya yang pertama. Dia bisa saja mencetak lebih banyak gol lagi tetapi tiga gol itu sudah cukup membawanya ke urutan kedua klasemen top skorer, satu gol saja di belakang pemain Chelsea Diego Costa. Dengan 13 gol dalam 13 pertandingan terakhir, Kane jadi kekuatan besar Tottenham.
Mitra lini serang lainnya, Dele Alli, juga ada di performa terbaik dan dua pemain ini bekerja sama luar biasa mencetak gol ketiga Kane, dengan Alli – yang sudah mencetak tujuh gol dalam lima pertandingan terakhir di Liga Primer – mengirim umpan lob ke atas lini bertahan West Brom yang disambut tendangan voli Kane.
Kerja sama mereka ini juga salah satu yang paling menarik di liga – dan pengamat sepak bola Jamie Redknapp mengatakan bahwa Maurichio harus terus mendorong mereka. “Anda bisa melihat mereka semakin lebih dekat bersama dan setiap kali Alli mendapat bola Kane bergerak,” ungkapnya.
“Seperti telepati. Alli tahu apa yang akan dia lakukan dan umpan satu dua itu sungguh cantik. Fans Tottenham pasti menyukainya.”
Ancaman full back
Adalah kerja sama full back/wing back yang lebih baik di Liga Primer selain Danny Rose dan Kyle Walker? Statistik memperlihatkan merekalah yang terbaik.
Jelang pertandingan akhir pekan kemarin, tidak ada dua pemain lain yang bisa menyamai 133 peluang yang mereka ciptakan dari permainan terbuka selama tiga musim ke belakang, ketika mereka juga berkontribusi menjadikan Spurs rekor pertahanan terbaik di Liga Primer selama tiga setengah tahun ke belakang.
Tetapi yang lebih penting bagi Pochettino – dan ambisi gelar Tottenham – mereka juga semakin baik. Umpan Walker bagi gol kedua Kane membawanya meraih lima asist musim ini, catatan terbaiknya selama perjalanan Liga Primer pribadinya, sedangkan Rose sudah menutup rekor pribadinya mengirim umpan silang akurat di musim lalu, dengan masih 17 pertandingan tersisa musim ini.
Perubahan formasi 3-4-3 Spurs telah menekankan kembali ancaman serang mereka. Sedangkan Alli, Christian Eriksen dan Kane menggebrak dari area tengah, Rose dan Walker memberikan kelebaran dalam lini serang Tottenham. “Saya pikir ketika anda memiliki full back yang kami miliki saat ini mereka adalah pemain ofensif,” ungkap Pochettino di awal musim ini.
Dominasi gelandang tengah
Thierry Henry, menggambarkan mengapa sistem 3-4-3 berkerja sempurna bagi Tottenham, menyoroti kebebasan yang diberikan formasi ini terhadap pemain depan mereka. Alasannya adalah mereka punya izin untuk “menciptakan kekacauan”, karena disiplin, skill defensif dan kemampuan memainkan bola dari gelandang tengah mereka Mousa Dembele dan Victor Wanyama.
“Dembele dan Wanyama ada untuk melindungi situasi ketika Spurs kehilangan bola. “Mereka ada untuk melindungi tiga pemain belakang dan anda masih aman dan baik-baik saja jika kehilangan bola. Kebebasan itu berarti mereka bisa terbuka dalam tim – dan mereka melakukannya saat menghadapi West Brom.”
Di antara enam tim papan atas Liga Primer, hanya Jordan Henderson dan N’Golo Kante mencatatkan lebih banyak tackle ketimbang Wanyama, sementara tidak ada pemain lainnya yang bisa menyamai 91,65 persen akurasi umpan dari Dembele. Dua pemain inilah yang telah membuat formasi Pochettino berhasil.
Soliditas lini belakang
Sukses meraih gelar biasanya dibangun dari kekuatan lini belakang dan soliditas lini tengah yang diberikan Dembele dan Wanyama di Tottenham didukung pula oleh kegarangan lini belakang mereka di liga.
Jan Vertonghen, Toby Alderweireld dan Eric Dier, yang diturunkan dari peran lini tengah yang mana jadi posisi andalannya musim lalu, kini telah membuat frustrasi lini depan yang paling mengancam di liga musim ini.
Di belakang mereka, penjaga gawang Hugo Lloris juga memiliki persentase penyelamatan terbesar di dalam area penalti dibandingkan penjaga gawang utama Liga Primer lainnya. Memang, baru dua kali musim ini mereka kebobolan lebih dari satu gol di pertandingan liga musim ini.
Kreativitas Eriksen
Jelang Sabtu malam lalu, baru pemain Manchester City Kevin De Bruyne saja yang mencatatkan lebih banyak asist dibandingkan Christian Eriksen musim ini. Baru Dimitri Payet mencatatkan lebih banyak peluang. Setiap tim yang mengejar gelar membutuhkan pemain yang bisa mendobrak lini belakang, dan kreator asal Denmark ini telah melakukan tugas itu dengan luar biasa bagi Tottenham.
Eriksen bekerja sama untuk gol pembuka Kane menghadapi West Brom dengan umpan terarah dan dia bisa saja mencetak gol sendiri dari luar kotak penalti jika bola tidak membentur Gareth McAuley yang membuatnya dianggap sebagai gol bunuh diri.
Pemain 24 tahun ini telah memperlihatkan rasa laparnya untuk memberikan hal terbaik di pertandingan besar dengan gol pembuka di kandang Chelsea dan dengan memberi asist dalam dua gol saat pemuncak klasemen itu bekrunjung ke White Hart Lane di awal bulan ini. Tetapi, justru dampak konsistennyalah yang jadi kunci bagi Tottenham – dia memberikan 11 kontribusi gol (lima gol, enam asist) dalam 10 pertandingan di seluruh kompetisi.
Pengalaman
“Kami memperlihatkan kedewasaan yang baik, tim belajar banyak dari musim lalu,” ungkap bos Tottenham Pochettino setelah kemenangan atas West Brom tersebut, dan jelas ada perasaan bahwa tim Spurs ini lebih siap untuk menghadapi tantangan merebut gelar dibanding edisi 2015/16 di mana mereka justru terjungkal di laga-laga akhir.
Memang, hasil imbang di kandang menghadapi West Brom bulan April lalu adalah momen utama dalam penurunan Tottenham tahun lalu. Tetapi, kini mereka menyapu bersih tim asuhan Tony Pulis hari Sabtu lalu dan Redknapp tidak meragukan lagi tentang kekuatan tim ini. “Mereka terlihat lebih baik dibanding musim lalu,” katanya.
“Tottenham ada di posisi yang luar biasa, mereka baru saja mengikat panjang para pemainnya dan mereka bermain lebih baik. Hasil menghadapi West Brom ini telah memberikan isyarat kencang. Saya yakin Manchester United dan Liverpool akan menonton laga ini dan berpikir, ‘Wow, Tottenham sedang panas. Mereka tancap gas.’ Mereka benar-benar tim yang kuat.”
Banyak yang telah dibuat oleh skuad muda Tottenham ini tetapi dengan pelajaran pahit musim lalu yang masih segar dalam ingatan mereka, dan perkembangan yang cepat dari pemain pentingnya, mereka telah muncul sebagai kandidat kuat juara.