Akhir dari dominasi Ronaldo dan Messi?

Bayangkan saja upacara pemberian gelar sepak bola tanpa Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi keluar memboyong gelar terbesar.

Selama 10 tahun tidak mungkin untuk melupakan mereka, dan ketika gelar sepak bola terbaik FIFA berakhir di Zurich hari Senin malam lalu, dua superstar Barcelona dan Real Madrid ini kembali jadi dua pemain terfavorit pilihan voters. Ronaldo akhirnya meraih trofi platinum seberat 6,4 kilogram yang diciptakan setelah FIFA memutuskan untuk berpisah dengan gelar Ballon d’Or dan mengadakan gelaran hadiahnya sendiri.

Ronaldo, setelah memipmin Real menjuarai Liga Champions sebelum mengilhami Portugal meraih gelar Euro 2016, unggul dari Messi dan pemain Atletico Madrid Antoine Griezmann.

Tetapi ketika tahun ini jadi awal FIFA Football Awards, apakah ini juga jadi akhir dari dominasi Ronaldo dan Messi dalam upacara gelar tahunan ini?

Tidak sejak Kaka mengklaim Ballon d’Or di tahun 2007, gelar individu paling bergengsi di dunia sepak bola ini selalu berpindah tangan antara Ronaldo dan Messi, dan bahkan di tahun sebelumnya pun, Ronaldo finis di urutan kedua dan Messi di urutan ketiga di belakang Kaka.

Ronaldo dan Messi telah terbiasa mengangkat Ballon d’Or – dan juga gelar global lainnya – selama sepuluh tahun terakhir sehingga generasi pemain kelas dunia lainnya pun tidak tersorot.

10 tahun sebelum Ronaldo memenangkan gelar Ballon d’Or tahun 2008, ada 10 pemenang berbeda, termasuk Zinedine Zidane, Michael Owen, Luis Figo, Pavel Nedved dan Fabio Cannavaro – satu-satunya pemain bertahan yang memenangkan gelar ini selama 20 tahun terakhir.

Tetapi sejak 2008, pemain sekelas Xavi, Andres Iniesta, Thomas Muller, Wesley Sneijder, Andrea Pirlo dan Gianluigi Buffon – legenda pertandingan modern dengan banyak trofi di tangan mereka – gagal mengamankan gelar individu ini yang harusnya bisa dijamin oleh kontribusi dan bakat luar biasa mereka.

Itu karena Messi dan Ronaldo ada di level berbeda dengan rekan sebayanya, mencetak gol, memenangkan trofi dan membuat sejarah mereka sendiri dalam pertandingan ini.

Akibatnya, keduanya memungkinkan Ballon d’Or jadi ajang tahunan antara siapa di antara dua pemain ini yang terbaik, dan Ronaldo, khususnya, telah memungkinkan ajang ini jadi sebuah keputusan yang dilandasi ego di setiap tahunnya.

Ronaldo akan berusia 32 tahun bulan depan; Messi akan berusia 30 tahun di bulan Juni. Dan meski tendangan spektakuler Messi untuk Barca menyelamatkan hasil imbang menghadapi Villarreal hari Minggu lalu menekankan kualitasnya, dua pemain ini kini harus mempertahankan dominasi mereka dari gangguan bakat-bakat baru yang bermunculan di seluruh dunia.

Selalu ada ancaman, tetapi ketika dua pemain ini ada di usia pertengahan 20 tahun, tidak ada yang bisa mendekati mereka. Sekarang, ketika waktu sepertinya mendekati mereka, generasi baru akan siap untuk mencuri kesempatan meraih Ballon d’Or atau hadiah baru dari FIFA tersebut.

Gareth Bale dan Luis Suarez mungkin dua pemain yang siap mengantre di beberapa musim ke belakang, tetapi sayangnya rekan setim mereka adalah Ronaldo dan Messi di Real dan Barca.

Real menganggap Bale sebagai ahli waris Ronaldo, sedangkan Suarez menjadi bintang di sebelah Messi di Nou Camp. Keduanya bisa saja melampaui Ronaldo dan Messi di tahun 2017. Maka, ada juga generasi yang lebih muda, dipimpin oleh Griezmann, yang juga punya kesempatan berada di puncak.

Griezmann diperkirakan hengkang dari Atletico musim ini, dan dia tentu bisa memilih klub elit, dengan Manchester United saat ini memimpin barisan. Di usia 25 tahun, dia akan mendekati masa puncak karirnya; dia pencetak gol, yang, seperti diperlihatkan sejarah Ballon d’Or, adalah sebuah keuntungan untuk bisa memenangkan gelar ini.

Neymar, satu tahun lebih muda dari pemain Prancis ini, juga diperkirakan siap menyalib Messi dan Ronaldo dari tahta mereka. Penyerang Barcelona ini adalah gambaran dari generasi Brasil selanjutnya – glamor, berbakat dan bermain bagi klub yang akan terus menang dengan atau tanpa Messi.

Dan kemudian ada Paul Pogba, pemain termahal dunia, yang saat ini mulai memperlihatkan bakatnya di United setelah sempat kesulitan pasca transfer 90 juta pounds dari Juventus.

Banyak orang yakin Pogba punya kemampuan untuk jadi gelandang terbaik dunia dalam 10 tahun ke depan. Jika dia juga bisa membawa klubnya kembali ke Liga Champions, pemain Prancis ini bisa dibilang baru pantas menjadi “pemain terbaik dunia.”

Akan tetapi, untuk saat ini, panggung besar itu masih dimiliki Ronaldo dan Messi, dan anda bisa mengira keduanya bisa membuktikan status mereka karena mereka akan tahu bahwa mereka tidak bisa selamanya ada di puncak.

Dan setelah 10 tahun dominasi, mereka kini harus siap untuk menghadapi tantangan serius yaitu mempertahankan dominasi mereka.

Copyrights © 2019. All rights reserved.